Archive | December 2008

DON’T TRY TO CHANGE PEOPLE TO BE LIKE YOU

Menulis Lagi… entah kenapa, aku sangat menyukai aktivitas ini. Rasanya inilah duniaku sebenarnya. Yup, aku gak tau harus mengatakannya dengan cara apa untuk menunjukkan aku sangat mencintai hal ini, atau mungkin sebenarnya aku tidak perlu berupaya mencari cara yang tept untuk mengatakannya. Cukup aku menulis saja terus menerus, maka itulah yang dimaksud dengan show ur love, not say ur love.

Kali ini, aku ingin bercerita mengenai pembicaraan aku barusan dengan Om ku. Bermula saat aku dan sepupu2ku beserta Om n Tanteku nonton berita tentang penyerangan Israel ke Palestina. Ya, berhubung Om ku dulu bekerja sebagai diplomat yang banyak berkecimpung dengan dunia politik Timur Tengah, maka bagiku tidak ada salahnya aku mencuri ilmu darinya dengan banyak bertanya. Pada dasarnya mungkin kata mencuri bukan diksi yang tepat, karena kalau mencuri berarti orang yang menjadi objek tidak merelakannya. Sedangkan dalam hal ini kan aku bertanya and Om ku menjawab dengan senang hati, artinya pengetahuan tersebut kudapatkan dengan kerelaan dari si pemberi ilmu.

Ok, kita kembali ke kasus Palestina n Israel. Kasus yang pelik dan rumit memang, kasus tak berakhir dan tak berujung. Aku sendiri pusig karenanya, karena banyak sekali hal yang bisa dikaitkan dengan kedua negara tersebut, mulai Yordania, Lebanon, Turki, Jerman, Perang Dunia, Masa kejayaan Spanyol hingga Columbus dan Negara temuannya Amerika. Aaahhh… panjang, berliku dan pelik, membuatku tidak tau harus memulai cerita ini darimana.

Mungkin hanya beberapa hal saja yang ingin aku tuliskan di sini. Hitler pada masa kepemimpinannya berusaha memusnahkan bangsa Yahudi di seluruh permukaan bumi. Siapa yang tidak pernah mendengar genocide atau rumah pemusnah masal tempat dimana para tahanan hitler yang merupakan orang-orang Yahudi tersebut dimusnahka dengan gas beracun. Holocaust dengan segala kebenaran dan kebohongan yang mengitarinya jumlah warga Yahudi yang tewas pada waktu itu, tetap saja faktanya bangsa Yahudi diincar n dibunuh. Apa yang melatar belakangi hal tersebut, yup Hitler yang menganggap bangsanya meruakan keturunan bangsa Arya, bangsa yang terbaik di bumi merasa teranca dengan keberadaan kaum Yahudi yang memang diakui dalam kitab suci sebagai orang-orang yang yang bisa dikatakan cerdas. Hitler jelas tak mau tersaingi. Maka, memusnahkan mereka adalah pilihan terbaik menurutnya.

Selajutnya Palestina dengan jalur gaza and tepi baratnya yang selalu menjadi lokasi konflik. Di negara ini memang terdapat beberapa pusat peradaban bagi agama2 di dunia, mulai dari Islam, Kristen hingga bangsa Yahudi. Berbagai hal pun mulai dilakukan bangsa yahudi untuk mengelabui umat Muslim terkait Masjid Al Aqso yang belakangan ditunjukkan dengan gambar masjid denga kubah berwarna emas. Padahal di dalam Al Qur’an setahuk dengan jelas siebutkan bahwa Masjid Al Aqso sebagai masji d dengan kubah biru. Yeah, meskipun aku tidak banyak tau tentang agama, setidaknya aku gak bego2 amatlah J. Kembali pada keberadaan peradaban tiga agama yang bermuara di negara ini, sebenarnya ada satu hal yang seharusnya bisa bersama kita renungkan. Bahwa semuagama tersebut nenek moyangnya adalah Ibrahim (Abraham), karenanya dibanding kita selalu melihat perbedaan yang berakhir dengan konflik dan pertikaian hingga mengorbankan orang2 tak berdosa, nampaknya lebih baik buat kita sama2 melihat persamaan tersebut saja. Mungkin akan lebih baik lagi jika kita bersama bisa menghormati keyakinan setiap orang, jangan pernah mengharapkan orang lain seperti kita, tetapi cobalah kita menghargai pilihan dan cara hidup yang mereka lakukan.

Keyakinan menurutku merupakan hak asasi setiap makhluk, apapun yang kita yakini, selama tidak mengganggu and merusak kedamaian serta ketentraman orang lain, maka sudah sepatutnya kita menghormatinya. Mungkin jika kita sudah bisa menghargai perbedaan and tidak berusaha merubah orang lain untuk menjadi seperti kita, maka dunia ini akan damai.

Pada dasarnya banyak hal yang bisa dibahas lagi terkait hal ini, tapi rasanya kok hal ini terlalu berat untuk jadi bahasan di blog ini sekarang ya. Jadi kayaknya aku mau ganti topik yang lebih nyantailah, yeah… tentang kehidupan.

Koruptor… Argh…

Beberapa waktu yang lalu aku ngeliput di pengadilan tindak pidana korupsi or lebih beken dengan sebutan tipikor. Ini kali pertamanya bagiku, ngeliput di tempat dimana para tikus pencuri uang rakyat diadili untuk kemudian dikirim ke hotel prodeo.
Wah seru juga, malam itu sedangada sidang kasus alih fungsi hutan lindung menjadi pelabuhan tanjung siapi-api, palembang, sumatera selatan. materi sidang mendengarkan keterangan saksi, dengan terdakwa Sarjan Thaher.
Ada yang menarik dari terdakwa kali ini, dia begitu bersahabat. Dia mengakui semua bentuk ucapan terima kasih yang diberikan pemda sumsel kepada anggota dewan, termasuk dirinya sendiri. and dia juga bilang di DPR, hal itu merupakan hal yang wajar yang mulia, ucapnya kepada Hakim yang saat itu dipimpin Gus Rizal.
Aku cukup kaget dengan keberaniannya mengakui hal tersebut. menurutku, tidak banyak koruptor yang mau mengaku telah menerima uang haram atau mungkin lebih baik aku bilang uang rakyat saja. karena kata haram terlalu identik dengan agam, yang aku sendiri tidak punya pengetahuan yang banyak terkait hal tersebut. hehe..
lanjut ke persidangan, Sarjan juga mengaku menerima uang yang kalo dijumlahkan mencapai 300 juta lebih. menurutnya begitulah DPR, selalu ada uang yang ia sebut sebagai uang terima kasih dari pihak yang berhasil menggoal kan proyek tertentu. dalam sidang itu, tidak terlepas nama al amin nasution juga disebut sebagai penerima dana. Hhhh…. aku benci banget kalo orang yang dibackingi nama agama buat masuk senayan, tapi kemudian mencoreng agama itu sendiri dengan ulahnya. aku memang bukan seorang pemeluk agama yang taat, pada dasarnya aku biasa saja, tapi aku benci banget ketika kita membawa bendera agama saat melakukan dosa. oh please, jangan bikin jelek citra agama dong…
Kadang aku merasa lebih baik, saat orang lain tidak mengetahui apa agama yang aku peluk, karena dengan demikian orang tidak akan mengait2kan perilaku ku dengan aga tersebut. biar aku bertanggung jawab atas diriku sendiri, bukan hal lain yang harus bertanggungjawab atas diriku. setiap perbuatan kita sudah sepatutnya menjadi tanggungjawab kita sendiri.
Baiklah, kita sudah terlalu melebar, kembali ke ruang sidang tipikor. setelah sidang sarjkan Thaher tersebut, kemudian dilanjutkan dengan persidangan kasus pengadaan kapal patroli dengan terdakwa Bulyan Royan. kali ini, dua saksi dihadirkan di ruang sidang, Horsea Budi and Budi Hairi (jika aku tidak salah mengingat namanya). sangat menarik sidang ini mengingat Budi Khairi nampak takut untuk mengungkapkan fakta yang terjadi. Hakim pun turut berang karenanya, hingga Hakim mengucapkan ” Anda di sini sebagai saksi, ngomong aja langsung, jangan mbulet aja kaya tadi”…. “apa susahnya ngomong langsung, anda kan sudah disumpah”…
jangankan hakim, aku yang mengikuti persidangan juga jadi ikut2an berang karenanya. memang saksi nampak takut sekali berkata jujur, entah karena apa, apa karena takut bisa menjadi tersangka juga, atau takut dengan apa yang akan dilakukan terdakwa kelak terhadapnya ataupun karirnya.

She’s Really a Wonder Woman

Barusan, aku baca kompas hari ini. di halaman dua, ada gambar yang membuatku sempat berpikir sejenak. aku melihat wajah yang rsanya tidak asing, wajah yang beberapa tahun lalu tampil sebegai ikon iklan Kompas di televisi.
Wanitas berambut panjang ikal ini, diundang Preseiden SBY ke Istana Negara. Dedikasinya selama ini dikatakan Presiden sebagai sesuatu yang patut ditiru oleh Departemen Pendidikan nasional. Siapakah dia???
Yup… Butet Manurung, Seorang pejuang pendidikan buat anak2 pedalaman di Jambi, dan pendiri Sokola Rimba. bernama lengkap saur marlina Manurung,wanita keturunan batak ini memilih untuk mengabdikan hidupnya untuk mengajar suku Anak Dalam atau Kubu di Taman Nasional Bukit 12 (TNBD) dan Bukit 30, Jambi.
mendedikasikan hidupnya bagi masyarakat pedalaman, bukanlah pilihan mudah. setiap orang mungkin saja memiliki keinginan yang sama, akan tetapi hanya beberapa orang saja yang berani untuk melakukannya.
saya takjub dengan wanita ini, dengan pendidikannya yang sudah menyelesaikan program magisternya, sebenarnya dia bisa bekerja di kota dan menjalani kehidupan metropolis. akan tetapi, inilah makna sesungguhnya dari “Life is a choice”. a choice from the deepest of our heart.
Dedikasai Butet terhdap pembangunan masyarakat mengantarkannya meraih penghargaan “The Man and Biosphere Award 2001″ dari LIPI-UNESCO dan “Woman of the Year” (2004) versi ANTV.
saya yakin, bukan berbagai penghargaan itu yang dikejar Butet. karena setelah mendapatkan penghargaan tersebut, dia masih terus menyelami pilihannya.
orang seperti inilah yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari para pemimpin bangsa. orang-orang yang mendedikasikan hidupnya demi memajukan tunas bangsa, tanpa mengharapkan pujian, sanjungan dang penghargaan dari para pemimpin. orang-orang yang rela meninggalkan kenikmatan dunia dan gemerlap kehidupan metropolitan dan memilih hidup bersama masyarakat yang jauh dari hingar bingar.
bagi saya, apresiasi setinggi2nya patut kita beriakan kepada Butet dan teman2nya yang telah mengabdikan diri bagi masyarakat negeri ini. saya berharap suatu saat, saya memiliki kesempatan untuk mengabdikan diri di bidang kemanusiaan juga. Tuhan, ku percaya kau mendengar harapan ini. amin…

LET’S WRITE

A journey of a thousand miles must begin with a single step (Lao Tze)

Menulis bukan merupakan hal baru lagi buat kita. Sejak kecil kita sudah diajari menulis, so ini tidak akan sulit untuk kita lakukan. Menjadi seorang penulis bukan bakat atau kepintaran yang dibawa sejak lahir. Orang bisa menulis karena mereka punya niat yang kuat untuk menulis dan menuangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan. Apapun yang akan kita lakukan, tentu semuanya bermula dari satu langkah awal, sebagaiman ungkapan dari Lao Tze di atas.

Banyak orang beranggapan bahwa menulis itu sulit dilakukan, menulis itu perlu bakat, menulis itu butuh ini itu dan lain sebagainya. Ada yang merasa kurang PD dan ragu terhadap dirinya sendiri, dan tak sedikit yang merasa minder or beranggapan bahwa orang lain lebih baik darinya. Ragu, minder, kurang PD, merasa tidak bakat dan tidak mampu, belum siap, dan lain sebagainya sering dijadikan alasan atau pembelaan untuk tidak menulis. Padahal kita belum mencobanya. Jadi sangat tepat sebuah ungkapan yang mengatakan we’ll never know ‘til we have try. Bukankah kita bisa menjadi apa saja yang kita inginkan, dan kembali lagi syarat utamanya adalah kemauan yang kuat, ketekunan dan doa.

Nah, langkah awal untuk menulis adalah banyak membaca, browsing di internet, dan yang tak kalah pentingnya adalah mengamati lingkungan or fenomena di sekitar kita. Selain itu, kita juga bisa menambah pengetahuan kita dengan sharing dengan orang lain, terlebih lagi jika orang tersebut ahli di bidang yang kita diskusikan. Dari berbagai hal tersebut, kita pasti akan mempunyai persepsi tersendiri tentang suatu fenomena.

Berangkat dari hal-hal tersebut diataslah kita bisa membuat sebuah tulisan yang layak publish ataupun yang layak untuk diperlombakan. Dilihat dari berbagai sudut pandang, menulis tidak akan membuat kita rugi. Dari aspek ekonomi or lebih spesifik lagi dalam hal financial, menulis bisa menjadi lahan yang produktif untuk mendapatkan penghasilan. Pengetahuan kita pastinya akan bertambah, kita juga bisa memperoleh banyak kenalan dan juga teman. Menjadi terkenal juga bukan hal mustahil jika kita rajin menulis, dan yang tak kalah pentingnya, kita bahkan bisa jalan-jalan ke tempat-tempat yang mungkin belum pernah kita kunjungi sebelumnya.

Tidak banyak syarat yang dibutuhkan untuk bisa menulis, berikut beberapa tips untuk memulai menulis:

  1. Jangan pernah berpikir dan beranggapan bahwa menulis itu sulit.
  2. Perbanyak membaca (buku, jurnal, majalah, Koran, etc).
  3. Rajin browsing di internet.
  4. Amati fenomena yang terjadi disekitar kita
  5. Jangan pernah ragu untuk memulai, karena jika awalnya kita sudah ragu maka langkah selanjutnya akan kita jalani tanpa keyakinan diri. Hasilnya, tulisan kita pun menjadi kurang meyakinkan.
  6. Tulis saja terlebih dahulu apa yang ada di pikiranmu (perihal susunan dan bahasanya belakangan).
  7. Setelah semua persepsi dan ide sudah kita tuliskan, baru kita pikirkan bagaimana susunan yang menarik dan tepat.
  8. Pastikan tulisan kita memuat hal-hal unik or baru.
  9. Hindari Plagialism, jika kita merujuk pada sebuah pendapat dari orang lain, tuliskan sumbernya.
  10. Jangan lupa, fomat tulisannya seperti piramida terbalik. Dimulai dari hal-hal yang umum dahulu, baru kemudian ke hal-hal yang spesifik.
  11. Ikuti aturan penulisan yang ditetapkan oleh lembaga/media penyelenggara.
  12. Terakhir dan tak kalah pentingnya, jangan lupa berdoa mengingat doa adalah penopang saat kita terjatuh.

Jika tulisan kita tidak dimuat or tidak menjadi juara dalam sebuah lomba penulisan, kita tidak boleh menyerah karena kegagalan adalah bagian dari proses meraih sukses. Terus menulis, karena dengan terus menulis kita bisa terus memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam tulisan kita sebelumnya.

So, let’s write… let’s make a first step and get everything we want. We will be the best, if we think we are the best.

tvOne tempatku berlabuh

Sudah lama rasanya aku tidak menulis. Ya kali ini aku akan menuliskan perjalanan ku selama absen nulis di blog ku ini. Bis sikatakan ini merupakan cerita yang bermula sejak sebulan yang lalu atau tepatnya pasca seremony wisuda yang aku jalani. Dimana aku berangkat ke Jakarta bersama ibu ku dengan tujuan untuk mengunjungi om ku.

Nah, pas di kereta Malang to Jakarta, gua ketemu ama seorang cewek namanya mbak ina, yang nawarin gua kerja di salah satu perushaan garmen di sini. Gua pikir gak ada salahnya kalo dicoba, hitung2 nyari pengalaman. Nah pas gua dipanggil tuk wa2ncara and sedang menjalani wa2ncara, eh HP gua bunyi dan pas gua angkat ternyata itu telpon dari tvOne yang manggil gua untuk seleksi kerja di sana. Praktis, gua langsung goyah untuk ngelanjutin proses wawancara tersebut. Maklumlah, gua kan mencintai dunia jurnalistik. Bagi gua accounting adalah bidang ilmu yang gua sukai dan gua bisa dikatakan bagus dalam bidang ilmu ini, sedangkan jurnalistik merupakan hobby dan bakat gua.

Nah ternyata pas di tvOne, gua pikir kita langsung wa2ncara, eh ternyata kita dicekokkin ama soal2 seharian. Dimulai pukul 09.00 am dengan soal2 bahasa inggris, dilanjutin tes kecerdasan, terus kita dikasih waktu buat istirahat dan makan siang. Berhubung lagi gak sholat, gua yang biasanya agak susah ngakrabin diri ama orang kalo pertama kali ketemu memilih untuk duduk2 sendiri sambil makan bekal yang udah disiapin ama tante gua tadi pagi. Abis tuh, gua kenalan deh ama anak dari Jogjakarta, namanya Metha. Metha cerita kalo dia baru nyampa jakarta pada pagi hari, coz dia pada dasarnya masih kerja di koran sindo. Setelah lumayan lama ngomong2, kita pun masuk lagi untuk ngelanjutin tes psikologi. Nah setelah itu, kita disuruh keluar dulu and nunggu pengumuman 15 menit kemudian, gua n teman gua satu2nya saat itu, Metha, he… deg2an.

Pada pukul 03.00 pm pengumuman pun direlease, alhamdulillah gua and Metha diterima, eh pas liat pengumuman itu kita bisa salig tau asal perguruan tinggi masing2 peserta yang megantarkan gua berkenalan ama mbak farrah yang lulusan uibraw, kampus yang sekota ama kampus putih gua tercinta, UMM. Oya, pada hari itu yang menjalani tes tulis ada 36 orang, kemudian menyusut jadi 11 orang yang kemudian harus menghadapi tes wa2ncara pertama. Kita ketemu ama yang namanya Bu Anggi. Nah pas giliran gua di panggil, gua ditanyaain beberapa hal termasuk kenapa ngelamar ke tvOne. Gua juga ditaya apa gak sayang dengan background accounting gua yang menunjukkan kualifikasi yang sangat bagus dilihat dari GPA gua. Gua bilang aja kalo gua sangat menyukai dunia tulis menulis, walau pada dasarnya tv berbeda dengan media cetak, tapi gua ngerasa butuh tantangan baru, mengingat udah lebih dari tiga tahun gua bergelut dalam dunia media cetak.

Gua jadi ingat, sejak kecil gua senang sekali kalo ngeliat seorang presenter berita yang cerdas ketika mereka mewa2ncara tamu yang hadir di studio mereka. Cara mereka mengajar dengan berbagai jenis pertanyaan berbo2t dan cerdas. Ira Koesno, Tina Talisha, and Meuthia Hafidz merupakan sebagian diantaranya. Gila mereka keren abiz buat gua. Meskipun demikian, gua juga mengamati masih banyak juga presenter yang bego ataupun sok pintar, gua harap gua gak menjadi bagian dari komunitas yang bego and sok pinter ini.

Nah lanjut ke proses wa2ncara gua, gua juga bilang ke Bu Anggi mengenai berbagai karya tulis gua, mulai yang bertaraf lokal kampus, propinsi, hingga nasional, ya sebagai bukti bahwa gua sangat menyukai dunia tulis menulis. Gua juga cerita ke Bu Anggi mengenai kecelakaan penerbangan di Indonesia, topik yang gua angkat dalam karya tulis untuk kompetisi mahasiswa berprestsi tingkat nasional, dimana kecelakaan transportasi di indonesia mulai arak sejak berlakunya open sky policy. Gua cerita mulai dari berbagai potensi penyebab banyaknya kecelakaan di Indonesia hingga kasus adam air yang sangat menghebohkan. Berbagai kecurangan yang dilakukan maskapai, mulai dari jam kerja pilot yang melebihi batas maksimum per bulan, perawatan pesawat yang bersifat line maintenance, dan lainnya. Complicated memang… nah setelah wa2ncara tersebut yang juga diselingi dengan menggunakan english language gua dibilangin tunggu panggilan aja lagi untuk iterview selanjutnya, masih ada 6 orang yang akan menginterview kalian, kata Bu Anggi. Wah sungguh seleksi yang sangat ketat menurut ku.

Disisi lain, ibu ku yang berusaha bisa mendampingiku dengan tetap berda di Jakarta and menunda untuk pulang ke Kalteng, ditelpon oleh kakak2nya yang dimintain tolong buat ngejagain nenek gua selama ibu gua belum pulang. Kakak2 ibu gua tersebut meminta ibu gua segera pulang and mereka memng nekat ninggalin nenek gua sendiri, beruntungnya om gua yang berada di Palangka Raya bisa segera nemenin nenek gua. Bisa lo bayangin gimana persaan nenek gua, gua yakin dia pasti mikir bahwa dia telah menjadi beban bagi orang lain, sehingga anak2nya sendiri enggan nungguin dia. Ibu gua pun bergegas pulang, sepulang interiew hari itu gua buru2 nyariin tiket pulang buat ibu and abang gua. Gua tau pada dasarnya ibu gua mau nangis coz dia gak bisa nungguin gua selama proses wawancara. Gua tau, dia juga pengen kayak tante gua yang penuh perhatian banget ama anak2nya. Tapi dia juga gak bisa ngebiarin nenek gua sendirian di rumah, kasian nenek gua, mengingat beliau memang paling ngrasa nyaman bersama ibu gua.

Selanjutnya, gua harus berjuang sendiri. Untunglah om, tante, sepupu, serta teman2 gua di Malang ani, nisa, pi2n, aul, randy, and Aprid selalu ngedukung gua ang ngasih support. Gua pun dapet panggilan buat wawancara lagi, hari itu kita tinggal 9 orang. Sesi pertama kita wawancara ama Pak Prio and Pak Bakran. Setelah istirahat siang kita ngelanjutin wawancara dengan Pak George. Nah kita pun disuruh nunggu panggilan untuk wawancara selanjutnya.

Jujur, gua mulai stress. Berbagai kekhawatiran mulai berkecamuk di kepala gua. Nasib yang sama ternyata gak cuman gua yang ngalamin, temen gua si Metha juga ngalamin hal yang sama. Kita pun saling berjanji siapun yang dihubungi pihak tvOne untuk wa2ncara selanjutnya, kita harus saling ngabarin, walaupun jika nantinya diantara kita mungkin ada yang bakal sedih. Paling tidak kita tidak galau menunggu, itulah yang kita pikirin.

Alhamdulillah, pada hari selasa, 19 Aug 2008, kita berdua ditelpon juga. Jadilah kita bisa sama2 bahagia. Kita disuruh datang buat interview pada hari jum’at. Hari itu, kita diwa2ncara sama Pak Totok (yang ternyata orang Malang and yang dulu bkn program Liputan 6). Saat itu kita tinggal 7 orang, 2 teman yang lain reschedule. Setelah wawancara ini, jumlah kita tinggal 5 orang. Bisa dibayagin betapa deg2an nya kita. Tidak hanya karena kita sudah kehilangan 2 orang, tapi kita juga khawatir bakal ada yang gugur lagi, padahal kita sudah ngarasa kayak satu tim, solid. Kita pun harus tetap realistis, life must go on, no matter what will happen, we have to face it. Kita pun diinterview oleh Pak Nurjaman Mochtar, dimana setelah wa2ncara dengan beliau, tidak satu pun diantara kita yang optimis keterima. Karenaya, kita hanya bisa saling mensupport dan mengingatkan satu sama lainnya “ Apapun yang terjadi nanti, iti adalah yang terbaik buat kita. Jilka kita tidak lolos, berarti menurut Tuhan Ini bukan tempat yag terbaik buat kita, dan pasti ada tempat terbaik yang telah disediakan Tuhan buat kita di luar sana.” Pada pukul 06.00 pm kita pun diminta masuk ke sebuah ruangan untuk menemui Pak Tengku (HRD tv one) serta Pak Damar. Finally, pada pukul 07.00 pm kita mendapat jawaban, kita berlima yaitu gua, Metha, Inne, Titot, and Reza keterima untuk masuk dalam program Campus 1. Akhirnya Tuhan menunjukkan kepada kami bahwa ini adalah yang terbaik buat kami. Kami pun di briefing mengenai berbagai hal sehub ungan dengan program tersebut. Setelah selesai, kami memutuskan untuk makan bareng, yah kebetulan yang paling dekat dari kantor adalah PTC, kami meutuskan untuk ke sana and landing di Hoka-Hoka Bento. Dengan HP masing2 kami pun mengabarkan berita baik tersebut kepada orang2 terdekat and tercinta. Iba and Bapak gua sok pasti gua telpon langsung, ibu gua seneng banget bahkan dia langsung telpon kakak2nya.

Gua pun harus bisa manfaatin waktu dengan baik, mengingat ijasah gua belum diambil and hari selasa depan gua harus tanda tangan kontrakk perjanjian pendidikan, maka sabtu dini hari gua segera ke Soekarno Hatta buat balik ke Malang. Karena dah mepet waktunya, gua gak dapet tiket ke Malang ayang ada gua harus ke Surabaya dulu and Oh My God harga tiketnya mahal banget. Tapi mau apa lagi, gua harus balik ke Malang and ngambil ijasah gua.

Finally, gua nyampe di Malang pukul 11.00, ditemenenin ama Ani, gua pun langsung berangkat ke kampus ngambil ijasah. Setelah itu gua nemuin orag paling berjasa dalam hal prestasi akdemik gua, karena dia selalu ngesupport and kadang “maksa” gua buat nulis. Tapi gak papa, toh gua bisa nikmatin hasilnya, dan pekerjaa ini salah satunya. Gua ingat ketika Pak George ngewawancara gua, dia sempat lama ngebaca piagam penghargaan gua sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional yang ditandatangani ama Mendiknas, dimana kemudia Pak George tidak banyak bertanya ama gua. Sebelu mengakhiri wawan cara beliau berkata “prestasi anda sudah cukup banyak menjawab.” Yup, semua itu tentu tak lepas dari batuan Pak Agus, Kabag Penalaran gua yang selalu setia “maksa” gua nulis, tetep lanjutkan “pemaksaan” tersebut sama anak2 yang lain. Karena, jujur kadang rasa malas menggerayangi pikiran kita yang bisa bikin kita melewatkan berbagai kreatifitas kita untuk hal yang gak bermanfaat. Nah saat seperti itu, emeng kita butuh orang yang buat maksa kita memberdayakan otak yang udah dikasih ama Tuhan buat mikir. Gua cerita banyak ama Pak Agus, stelah itu gua pun ngunjungin jurusan gua and ketemu Kajur gua bu enny and sekjur gua bu yuni. Gua cerita banyakjuga ke mereka, stelah itu gua pun neuin Aprid temen baik gua.

Setelah smua berez gua bergegas pulang. Gua harus buru2 ngepack semu barang2 gua. Thanks to ani, nisa, pien, aul, yang udah banyak ngebantu dalam proses ini. Hari senin sebelum berangkat, gua diminta nemuin PR 3 gua Pak Joko Widodo, kita banyak bertukara pikiran sebelum akhirnya gua harus pamit coz harus segera siap2 k bandara. Finally gua nyampe ke Jkt and hari selasa 26 Aug 2008 kemarin kita ttd kontrak pendidikan.kami pun resmi menjadi bagian dari tvOne.

Pol Pot, The Killing Machine

Khemer rouge or dalam bahasa indonesia deikenal dengan khemer merah, tentu bukan suatu yang asing lagi di telinga kita. Mereka merupakan sebuah gerakan yang dikomandani oleh Pol Pot.

Wow… kalo dengar nama yang satu ini, kita bisa ingat tuh ama orang-orang sealiran ama dia, ada Lenin di Uni Soviet, Musolini di Italia yang pada masa kepemimpinannya setiap ruang kelas di Itali terpampang gambarnya yang bertuliskan MUSOLINI SELALU BENAR. Dan tentu kita tidak akan pernah melupakan satu tokoh lagi yang sangat terkenal dengan kap-kamp peusnahannya, genocide, yup… siapa lagi kalo bukan Adolf Hitler.

Nah kembali mengenai Khemer Merah dan Brother Number Onenya, Pol Pot, beberapa hari yang lalu di kantor, aku ngeliat film The Kiling Field yang memenangi Oscar pada tahun 1983 and film S-21. Cuma satu kata mengenai film yang diangkat dari kisah nyata itu, SADIS.

Pol Pot, berkuasa di kamboja pada 1975 hingga 1979 atau biasa dikenal sebagai rezim demokratik republik. Pada masa kepemimpinannya, tak kurang dari 1,7 juta jiwa disiksa sebelum akhirnya dibunuh dengan berbagai cara sadis.

Dari film2 yang aku lihat itu, berbagai kekejamanan pada rezim Pol Pot bisa sedikit tregambarkan, dan aku sangat yakin faktanya jauh lebih kejam dari itu. Sebelum menuju The Killing Field, atau areal pembantaian jutaan rakyat Kamboja, kita mulai saja dulu dari tempat penyiksaan mereka, Penjara S-21 Tuol Sleng yang sekarang menjadi museum genocide Tuolsleng.

Penjara ini terletak di kota Pnom Penh, sebelum rezim Pol Pot atau pada masa kepemimpinan Lon Nol, tempat ini merupakan sebuah SMA yang bernama Ponhea Yat yang kemudian berganti nama menjadi Tuol Svay Prey High School.

Pada 1976, tempat ini berganti fungsi menjadi markas besar intelijen S-21 atau Security Office 21 tentara Khemer Merah yang juga difungsikan sebagai penjara. Penjara ini merupakan tempat penyiksaan tahanan sebelum mereka dibawa ke Choeung Ek atau The Killing Field. Para tahanan umumnya dikirm ke penjara ini sejak Mei 1978

Penjara Tuol Sleng memiliki arti Hill of Poison Tree, berdiri diatas areal seluas 400×600 meter dan terdiri dari empat gedung. Tempat ini juga dikenal sebagai “ The place where people went it but never came out” and it’s true.

Ok, kita mulai dengan gedung A. di depan gedung ini terdapat 14 kuburan yang merupakan kuburan tahanan di penjara Tuol Sleng yang belum sempat dikirimkan ke Choeng Ek, saat jatuhnya rezim Pol Pot. Nah di gedung A sendiri, terdapat sepuluh ruangan interogasi untuk tahanan-tahanan penting, seperti politisi, profesor, cendekiawan, dan lainnya yag dianggap berbahaya oleh Brother Number One. Di ruag tersebut terdapat ranjang yang diatasnya diletakkan rantai untuk mengikat tahanan, pispot yang terbuat dari kotak amunisi serta foto orang yang disiksa. Di lantai ubinnya juga terdapat bercak2 darah akibat penyiksaan yang dilakukan tentara S-21 terhadap tahanan.

Kemudian Gedung B, merupakan ruang tempat mencatat biodata tahanan dan mengambil foto mereka. Kalo dilihat2 sistem administrasi yang diberlakukan S-21 ok juga lo, selain mencatat biodata lengkap setiap tahanan, mereka juga mengambil foto para tahanannya. ( sepertiya mereka sadar akan menjadi sejarah di msa2 mendatang). Nah setiap tahanan juga disuruh menyebutkan 50-60 nama orang yang mereka kenal. Di tempat ini juga terdapat berbagai alat penyiksaan, jika tahanan tidak menjawab pertanyaan dari interogator, maka kuku mereka akan dicabut dan disirami alkohol, atau mereka akan dimasukkan ke sebuah bak berisi air dan kemudian dialiri listrik. Tidak hanya orang dewasa, anak2 juga akan disiksa. Parahnya, jika yang diinterogasi adalah perempuan, mereka tidak hanya disiksa tetapi juga diperkosa oleh interogator. Sadis banget kan…

Di gedung ini juga terdapat tumpukan pakaian korban, jadi pakaian dari tahanan yang telah dieksekusi akan diambil oleh tentara Khemer rouge untuk dipakaiakan ke tahanan lainnya. ( ternyata mereka juga memahami apa itu efektivitas). Nah di gedung ini terdapat foto2 korban yang merupakan hasil jepretan tentara Khemer rouge saat mencatat biodata tahanan. Di sini juga terdapat foto mantan menteri informasi pada masa Pol Pot yang kemudian dianggap berkhianat, Hu Nim. Ada foto sadis lainnya, yaitu seorang ibu yang sedang menggendok anaknya, didudukkan di kursi dengan paku pengebor di belakang kepalanya. jika dia tidak menjawab pertanyaan yang diajukan interigatornya, maka paku akan menusuk kepalanya hingga membolongi tengkorak kepala. Oh My God…

Di depan gedung B ini terdapat tiang gantungan yang dibawahnya dijejerkan beberapa wadah untuk menyimpan air. Jadi tahanan akan digantung dengan posisi kaki diikat dan kepala di bawah, tidak jarang mereka dibiarkan seperti itu dari malam hingga pagi, saat mereka tak sadarkan diri, kepalanya akan dimasukkan ke dalam bak berisi air tersebut. Dan masih banyak bentuk penyiksaan lainnya yang dilakukan.

Selanjutnya gedung C, memiliki penjara berukuran kecil dan dibatasi dengan batu bata setinggi 7 kaki. Di lantai atas gedung ini ada juga penjara massal berukuran 20×30 meter ntuk menampung puluhan tahanan. Setiap tahanan akan diikatkan kaki mereka satu sama lainnya dengan rantai. Mereka tidak boleh bergerak, jika bergerak, maka S-21 akan menyiksa mereka. Argh… entah apa yang ada dipikiran mereka sehingga bisa menyiksa orang lain sesuka hatinya.

Gedung D juga berfungsi sebagai penjara massal. Saat ini gedung ini dijadikan tempat penayangan film penyiksaan terhadapa tahanan di penjara Tuol Sleng ini. Di sini juga dipasang lukisan berbagai bentuk penyiksaan terhadap tahanan dan photo para korban.

Nah, para tahanan di tempat ini akan di bawa ke Choeong Ek untuk dieksekusi. Mereka akan dibawa dengan truk ke tempat tersebut. Di Choeng Ek, saat ini dipajang tengkorak2 korban kekejaman khemer merah, juga ada baju2 korban. Di tempat ini terdapat banyak sekali kuburan massal yang isinya mencapai ratusan, bahkan ada yang tak terhitung saking banyaknya. Ada juga kuburan massal para wanita dan anak2 yang dibunuh tanpa busana. Ada juga pohon yang digunakan khusus untuk menyiksa anak2. Pada batang pohon nampak ada lukisan tubuh anak kecil, konon menurut keyakinan masyarakat itu berasal dari darah anak2 yang disiksa di pohon tersebut, dan konon pohon ini merupakan pohon yang paling besar dan subur dibanding pohon lainnya disekitar tempat tersebut.

Sebelum membunuh para tahanan, tentara khemer merah akan memasang pengeras suara pada sebuah pohon. Pohon tersebut dinamakan magic tree, karena pengeras suara yang dipasang di situ bertujuan meredam suara akibat penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan pasukan khemer merah.

Menurutku, kekejaman tentara khemer merah yang berumur 15-19 tahun pada waktu itu tidak bisa sepenuhnya dikatakan salah mereka. Mengingat mereka sejak kecil dididik oleh pasukan Pol Pot untuk melakukan hal tersbut, artinya sejak kecil mereka didoktrin dengan pendidikan seperti itu. Sehingga saat dewasa, mereka menganggap hal tersebut biasa.

Mengerikan memang, apa yang telah mereka lakukan. Tidak salah jika hal ini dianggap sebagai Tragedi Kemanusian Terbesar pada abad ke 20. Rezim Polpot akhirnya jatuh pada Januari 1979, atau dua bulan sejak invasi Vietnam ke Kamboja. Pol Pot kemudian meninggal pada tahu 1998 akibat serangan jantung. Artinya sekarang sudah sepuluh tahun Pol Pot berada di alam lain, entah apa yang terjadi padaya disana. Apakah dia juga membuat gerakan baru di alam sana ataukah para korbannya melakukan aksi balas dendam. God is The only who knows it…